Translate

sistem panen petani kelapa sawit swadaya dan mitra provinsi lampung


Panen merupakan salah satu kegiatan penting dan ditunggu oleh pemilik usahatani kelapa sawit, hal ini disebabkan karena pengembalian investasi yang telah ditanamkan dalam budidaya kelapa sawit berjalan saat panen dilaksanakan. Sistem panen adalah sistem yang digunakan dalam kegiatan pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang siap panen dari pohonnya. Kriteria matang siap panen tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang berlaku di provinsi Lampung adalah buah berwarna merah gelap dan terdapat 5-10 brondol yang telah jatuh. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan TBS yang sesuai dengan kriteria matang siap panen adalah 15-20 hari (tergantung dengan ketersediaan air saat itu) dengan waktu 1 hari panen per periode.

Menurut pengelolaannya, petani kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu petani mitra (plasma) dan petani mandiri (swadaya). Kegiatan panen pada kebun plasma seluruhnya diatur oleh perusahaan mitra, mulai dari tenaga kerja hingga transportasi yang digunakan untuk mengangkut hasil panen menuju pabrik. Semua kegiatan pengelolaan usahatani kelapa sawit diatur oleh perusahaan, namun semua biaya pengelolaan ditanggung oleh petani secara bersama-sama sesuai lokasi tanam (blok tanam) yang telah ditetapkan oleh perusahaandengan perhitungan pendapatan dan pengeluaran yang tertutup. Tertutup maksudnya adalah petani tidak diberitahukan jumlah pasti hasil panen kebunnya dan biaya yang dikeluarkan untuk pengelolaan kebunnya, petani hanya diberitahu total hasil panen per blok dan biaya yang dikeluarkan per blok.

Sistem panen yang digunakan perusahaan pada kebun plasma adalah TBS dipanen oleh TKLK yang dipekerjakan oleh perusahaan mitra dengan sistem rotasi di areal panen menggunakan Block Harvesting System by Division Of Labour. Sistem ini memperkerjakan beberapa orang yang ditempatkan di suatu blok  untuk melakukan pemotongan TBS, mengutip brondolan dan mengantar ke tempat pengumpulan hasil (TPH). TBS yang telah dikumpulkan ke TPH selanjutnya akan diangkut menggunakan kendaraan ke pabrik.

Berbeda dengan petani mitra, petani mandiri memiliki kebebasan dalam mengelola kebunnya sendiri. Sebagian besar petani mandiri di provinsi Lampung biasanya melakukan pemanenan TBS dan pengumpulan TBS ke TPH dengan tenaganya sendiri atau dibantu oleh TKDK, namun di beberapa daerah yang telah memiliki banyak lapangan pekerjaan, biasanya petani pemilik lebih memilih untuk bekerja di bidang non usahatani kelapa sawit. Petani di daerah ini biasanya akan menggunakan TKLK untuk kegiatan panen TBS kelapa sawit maupun kegiatan pengelolaan lainnya.

Biaya yang dikeluarkan petani apabila petani menggunakan TKLK untuk kegiatan panen dan pengumpulan TBS di TPH biasanya berkisar Rp 70-90/kg TBS kelapa sawit, namun di daerah yang memiliki banyak lapangan pekerjaan seperti di kecamatan Simpang Pematang, kabupaten Mesuji, biaya untuk kegiatan panen dan pengumpulan TBS di TPH cukup tinggi yaitu bekisar Rp 100-150/kg TBS kelapa sawit. Biasanya TBS yang telah dikumpulkan di TPH selanjutnya akan diangkut oleh agen dengan biaya transportasi yang ditanggung oleh petani bekisar Rp 80-200/kg TBS bergantung dengan jarak dari lahan menuju pabrik.

loading...

Tidak selalu agen yang mengambil TBS di TPH, ada sebagian kecil petani memilih untuk mengantarkan hasil panennya ke agen/lapak. Terdapat dua kemungkinan apabila petani mengantarkan hasil panennya ke agen/lapak. Kemungkinan pertama, petani akan tetap menanggung biaya transportasi yang sama, baik jika petani mengirimkan TBS ke agen ataupun TBS diambil oleh agen di TPH, hal ini berlaku di beberapa daerah seperti kecamatan Rebang Tangkas dan kecamatan Kasui, kabupaten Way Kanan. Kemungkinan kedua, petani mendapat potongan biaya transportasi hingga Rp 110/kg TBS apabila petani mengantar TBS sendiri ke lapak tanpa melalui agen, namun hal ini hanya bisa dilakukan apabila petani menjual TBS dalam jumlah besar sehingga supplier mau menerima TBS yang dijualnya.

0 Komentar untuk "sistem panen petani kelapa sawit swadaya dan mitra provinsi lampung"

Back To Top