Translate

hasil survey kondisi tanaman kelapa sawit rakyat dan plasma di provinsi lampung tahun 2016


Kondisi tanaman kelapa sawit 90% adalah tanaman menghasilkan (TM) dengan umur tanaman rata-rata 10-19 th untuk dan sisa 10% adalah tanaman belum menghasilkan (TBM) dengan umur rata-rata 2-4 th. Pada saat ini upaya untuk replanting tanaman sawit di 4 kabupaten tersebut umumnya belum ada.  Namun, wancana akan replanting telah ada terutama pada lahan sawit petani plasma yang sudah berumur cukup tua.  Varietas yang digunakan rata-rata adalah varietas DP, yang lebih dikenal dengan Marihat atau Medan.  Ada juga yang menggunakan varietas Malaysia, namun varietas ini jarang di gunakan karna harga yang lebih tinggi.  Populasi tanman sawit rata-rata adalah 120-150 pohon/ha dengan rata-rata produksi 1,5-3 ton/ha.   


Pada proses pemeliharaan biaya yang dikeluarkan petani sawit mandiri adalah dari pribadi atau hutang kepada agen, dan untuk petani sawit plasma yaitu segala biaya pemeliharaan ditanggung oleh perusahaan. Pemeliharaan yang dilakukan oleh petani mitra (plasma) umumnya lebih intensif dibandingkan dengan petani mandiri, hal ini pun menyebabkan  harga sawit di petani plasma lebih tinggi dibandingkan dengan harga sawit. Sebelum menanam sawit, rata-rata petani menanam palawija, dan pada Kabupaten Mesuji, sebelum menanam sawit, lahan merupakan hutan.  Selain sawit, pada kabupaten Mesuji dan Tulang Bawang, tanaman karet merupakan sumber pendapatan lain petani yang bahkan lebih dominan dibandingkan dengan sawit dan sisanya buruh, dagang dan lain-lain adalah sumber penghasilan petani lainnya.

a.       Tulang Bawang, Kec. Penawar Tama
Kelapa sawit masih produktif dengan rata-rata umur tanaman 12-16 tahun, bibit yang digunakan yaitu jenis marihat dengan harga bervariasi tergantung kualitas. Harga bibit Rp 15-40 ribu/batang. Jumlah pohon sawit 1 hektare mencapai 133 pohon. Tidak ada tanaman yang belum menghasilkan, dan tanaman replanting. Petani menganggap bila tanaman sudah tua perlu dilakukan replanting.
Pemeliharaan yang dilakukan petani mandiri kurang intensif sehingga menyebabkan produktivitas rendah yaitu rata-rata 2-3 ton TBS/ha/bulan.

b.      Mesuji, Kec. Simpang Pematang
Kelapa sawit masih produktif dengan rata-rata umur tanaman 15-18 tahun, bibit yang digunakan yaitu jenis Dura Pisifera dengan harga bervariasi tergantung kualitas. Harga bibit Rp 15-40 ribu/batang. Jumlah pohon sawit 1 hektare mencapai 130-155 pohon. Tidak ada tanaman yang belum menghasilkan, dan tanaman replanting. Petani menganggap bila tanaman sudah tua perlu dilakukan replanting.
Pemeliharaan yang dilakukan petani mandiri kurang intensif sehingga menyebabkan produktivitas rendah yaitu rata-rata 2 TBS/ha/bulan.

loading...

c.       Way Kanan, Kec. Rebang Tangkas
Kelapa sawit masih produktif dengan rata-rata umur tanaman 7-9 tahun, bibit yang digunakan yaitu jenis marihat dengan harga bervariasi tergantung kualitas. Harga bibit Rp 15-40 ribu/batang. Jumlah pohon sawit 1 hektare mencapai 120-130 pohon. Tidak ada tanaman yang belum menghasilkan, dan tanaman replanting. Petani menganggap bila tanaman sudah tua perlu dilakukan replanting.
Pemeliharaan yang dilakukan petani mandiri kurang intensif sehingga menyebabkan produktivitas rendah yaitu rata-rata 2-3 ton TBS/ha/bulan.
  
d.      Lampung Tengah, Kec. Bangun Rejo

Kelapa sawit masih produktif dengan rata-rata umur tanaman 15 tahun, bibit yang digunakan yaitu jenis marihat dengan harga bervariasi tergantung kualitas. Harga bibit Rp 15-40 ribu/batang. Jumlah pohon sawit 1 hektare mencapai 150 pohon. Tidak ada tanaman yang belum menghasilkan, dan tanaman replanting. Petani menganggap bila tanaman sudah tua perlu dilakukan replanting. Pemeliharaan yang dilakukan petani mandiri kurang intensif sehingga menyebabkan produktivitas rendah yaitu rata-rata 2-3 ton TBS/ha/bulan.

0 Komentar untuk "hasil survey kondisi tanaman kelapa sawit rakyat dan plasma di provinsi lampung tahun 2016"

Back To Top