Kastaman
(2005) menjelaskan bahwa agroindustri adalah usaha yang mengolah bahan mentah
dari pertanian termasuk di dalamnya tanaman dan ternak sedemikian rupa
menghasilkan produk hasil olahan yang beragam jenis dan manfaatnya.
Menurut
Austin (1981) agroindustri yaitu perusahaan yang memproses bahan
nabati (yang berasal dari tanaman)
atau hewani
(yang dihasilkan oleh hewan). Proses yang digunakan mencakup pengubahan dan
pengawetan melalui perlakuan fisik
atau kimiawi,
penyimpanan, pengemasan
dan distribusi.
Produk Agroindustri ini dapat merupakan produk akhir yang siap dikonsumsi
ataupun sebagai produk bahan baku industri
lainnya.
Dengan
pertanian sebagai pusatnya, agroindustri merupakan sebuah sektor ekonomi
yang meliputi semua perusahaan, agen dan institusi yang menyediakan segala
kebutuhan pertanian
dan mengambil komoditas dari pertanian
untuk diolah dan didistribusikan kepada konsumen.
Nilai strategis agroindustri terletak pada posisinya sebagai jembatan
yang menghubungkan antar sektor pertanian
pada kegiatan hulu dan sektor industri pada kegiatan hilir. Dengan pengembangan
agroindustri secara cepat dan baik dapat meningkatkan, jumlah tenaga kerja,
pendapatan petani,
volume ekspor
dan devisa,
pangsa pasar
domestik dan internasional,
nilai tukar produk hasil pertanian dan penyediaan bahan baku
industri.
Pengembangan
Agroidustri di Indonesia terbukti mampu membentuk pertumbuhan ekonomi
nasional.
Di tengah krisis ekonomi
yang melanda Indonesia
pada tahun 1997-1998, agroindustri ternyata menjadi sebuah aktivitas ekonomi
yang mampu berkontribusi secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Selama masa krisis, walaupun sektor lain mengalami kemunduran atau pertumbuhan
negatif, agroindustri mampu bertahan dalam jumlah unit usaha yang beroperasi.
Kelompok agroindustri yang tetap mengalami pertumbuhan antara lain yang
berbasis kelapa
sawit, pengolahan ubi kayu dan industri
pengolahan ikan.
Kelompok agroindustri ini dapat berkembang dalam keadaan krisis karena tidak
bergantung pada bahan baku dan bahan tambahan impor serta peluang pasar ekspor
yang besar. Sementara kelompok agroindustri yang tetap dapat bertahan pada masa
krisis adalah industri
mie,
pengolahan susu
dan industri tembakau
yang disebabkan oleh peningkatan permintaan di dalam negeri dan sifat industri
yang padat karya. Kelompok agroindustri yang mengalami penurunan adalah
industri pakan
ternak
dan minuman
ringan. Penurunan industri pakan ternak
disebabkan ketergantungan impor
bahan
baku (bungkil
kedelai, tepung
ikan
dan obat-obatan).
Sementara penurunan pada industri makanan
ringan lebih disebabkan oleh penurunan
daya beli masyarakat
sebagai akibat krisis
ekonomi. Berdasarkan data perkembangan ekspor
tiga tahun setelah krisis
moneter 1998-2000, terdapat beberapa
kecenderungan komoditas mengalami pertumbuhan yang positif antara lain, minyak sawit
dan turunannya, karet alam,
hasil laut,
bahan penyegar seperti kakao,
kopi
dan teh,
hortikultuta
serta makanan
ringan/kering.
loading...
Agroindustri
merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian
melalui pemanfaatan dan penerapan teknologi, memperluas lapangan pekerjaan
serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Agroindustri
di Desa Pancasila sudah cukup berkembang dan maju. Ada beberapa rumah tangga
yang merintis usaha agroindustri. Misalnya pengolahan singkong menjadi nasi
tiwul atau yang disebut dengan beras siger. Produksi beras siger ini diproduksi
dengan menggunakan sebuah alat milik kelompok tani di dusun 2 yang didapatkan
dari pengajuan bantuan kepada pemerintah daerah setempat. Di samping
memproduksi beras siger keluarga tersebut juga memproduksi kripik singkong. Industri
rumahan lainnya diantaranya produksi tahu dan tempe. Produksi tahu ini terletak
di dusun 4 dengan tenaga kerja berjumlah 2-3 orang dari keluarga sendiri, tidak
melibatkan warga sekitar.
0 Komentar untuk "Gambaran Agroindustri Desa Pancasila Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung"