Produktivitas dipengaruhi oleh suatu
kombinasi dari banyak faktor antara lain kualitas bibit, pupuk, jenis teknologi
yang digunakan, ketersediaan modal, kualitas infrastruktur dan tingkat
pendidikan/pengetahuan petani/buruh tani. Selain faktor faktor tersebut praktek
manajemen (pemupukan, pemberian pestisida dan sebagainya) juga sangat
mempengaruhi produktivitas (Suparmi, 1986).
Sebagaimana telah diketahui pada umunya
petani masih mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang dihadapi oleh petani
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat berupa lemahnya modal,
rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan serta lemahnya bergaining
position yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat diberikan kepada petani
dapat berupa sarana produksi pertanian berupa sarana produksi pertanian seperti
bibit tanaman unggul, pupuk, obat-obatan, pembasmi hama dan biaya tenaga kerja
yang diperlukan untuk membayar upah buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya
dilakukan oleh petani itu sendiri (Soekartawi, 2003).
Petani berkepentingan untuk meningkatkan
penghasilan usahatani dan keluarga sehingga tidak mengherankan apabila ada
teknologi baru, petani akan mempertimbangkan untung ruginya. Setelah secara teknis
dan ekonomi dianggap menguntungkan barulah petani memutuskan untuk menerima dan
mempraktekkan ide-ide baru tersebut ( Mosher, 1997)
Cepat tidaknya mengadopsi inovasi bagi
petani sangat tergantung kepada faktor eksteren dan interen. Faktor interen itu
sendiri yaitu faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial di antaranya:
umur, tingkat pendidikan, frekuensi mengikuti penyuluhan dan lamanya
berusahatani. Sedangkan faktor-faktor ekonomi di antaranya adalah: jumlah
tanggungan keluarga, luas lahan, produksi dan produktivitas yang dimiliki dan
ada tidaknya usahatani yang dimiliki oleh petani. Faktor sosial ekonomi ini mempunyai peranan
yang cukup penting dalam pengelolaan usahatani (Soemartini, 2008).
2.
Teori
Produksi
Produksi merupakan konsep arus. Apa yang dimaksud engan konsep arus (flow concept) adalah produksi merupakan
kegiatan yang diukur sebagai tingkat-tingkat output per unit
periode/waktu. Sedangkan outputnya
sendiri diasumsikan konstan kualitasnya.
Jadi bila berbicara mengenai peningkatan produksi, berarti peningkatan
output dengan mengasumsikan faktor-faktor yang lain yang sekiranya berpengaruh
tidah berubah sama sekali (konstan) (Miler dan Miner, 1999).
Produksi merupakan hasil akhir dalam
proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau
input. Dengan pengertian ini dapat
dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan
untuk menghasilkan output (Joesron dan Fathorrozi, 2003)
Produksi
diartikan sebagai kegiatan yang dapat menimbulkan tambahan manfaat dan
penciptaan faedah baru. Faedah atau
manfaat tersebut dapat terdiri dari beberapa macam. Apabila terdapat suatu kegiatan yang dapat
menimbulkan manfaat baru atau mengadakan penambahan dari manfaat yang sudah ada
maka kegiatan tersebut disebut sebagai kegiatan produksi (Ahyari, 2004).
3.
Fungsi
Produksi
Pengertian fungsi produksi adalah
hubungan antara output yang dihasilkan dan faktor-faktor produksi yang
digunakan sering dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (production
function). Fungsi produksi suatu skedul
(atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum
yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu dan pada tingkat
produksi tertentu pula, faktor produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua
macam (Ari
Sudarman, 2004).
Fungsi produksi adalah kaitan antara
jumlah output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap perangkat
input (faktor produksi). Fungsi ini
tetap untuk tiap tingkatan teknologi yang digunakan. Fungsi produksi ditetapkan oleh teknologi
yang tersedia, yaitu hubungan masukan/keluaran untuk setiap sistem produksi
adalah fungsi dari karakteristik teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja,
bahan dan sebagainya yang dipergunakan perusahaan. Setiap perbaikan teknologi, seperti
penambahan satu komputer pengendalian proses yang memungkinkan suatu perusahaan
pabrikan untuk menghasilkan sejumlah keluaran tertentu dengan jumlah bahan
mentah, energi dan tenaga kerja yang lebih sedikit, atau program pelatihan yang
meningkatkan produktivitas tenaga kerja, menghasilkan sebuah fungsi produksi
yang baru (Samuelson, 2002).
Fungsi produksi adalah hubungan antara
output fisik dengan input-input fisik. Konsep
tersebut didefinisikan sebagai skedul atau persamaan matematika yang
menunjukkan kuantitas maksimum output yang dapat dihasilkan dari serangkaian
input. Dalam pengertian umum, fungsi
produksi tersebut dapat ditunjukkan dengan rumus berikut :
Q
= f (K,L) (2.1)
Q adalah tingkat output per unit
periode, K adalah arus jasa dan cadangan atau sediaan modal per unit periode, L
adalah arus jasa dari pekerja perusahaan per unit periode. Persamaan ini menunjukkan bahwa kuantitas output
secara fisik ditentukan oleh kuantitas inputnya secara fisik, dalam hal ini
adalah modal dan tenaga kerja. Tujuan
setiap perusahaan adalah mengubah input menjadi output. Petani mengkombinasikan tenaga mereka dengan
bibit, tanah, hujan, pupuk, dan peralatan serta mesin untuk memperoleh hasil
panen, dan lain sebagainya (Walter Nicholson, 2002)
Fungsi produksi menghubungkan input
dengan output dan menentukan tingkat output optimum yang bisa diproduksi dengan
sejumlah input tertentu, atau sebaliknya, jumlah input minimum yang diperlukan
untuk memproduksikan tingkat output tertentu.
Fungsi produksi ditentukan oleh tingkat teknologi yang digunakan dalam
proses produksi. Karena itu hubungan
output input untuk suatu sistem produksi merupakan suatu fungsi dari tingkat
teknologi pabrik, peralatan, tenaga kerja, bahan baku dan lain-lain yang
digunakan dalam suatu perusahaan (Arsyad, 2003).
Menurut Ari Sudarman (2004) pengertian
fungsi produksi adalah hubungan antara output yang dihasilkan dan faktor-faktor
produksi yang digunakan sering dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (production function). Fungsi produksi suatu skedul (atau tabel atau
persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat
dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu dan pada tingkat produksi
tertentu pula, faktor produksi dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yakni :
a. Faktor
Produksi Tetap (Fixed Input)
Faktor produksi tetap adalah faktor
produksi di mana jumlah yang
digunakan dalam proses produksi tidak
dapat diubah secara cepat bila keadaan pasar menghendaki perubahan jumlah
output. Dalam kenyataannya tidak ada
satu faktor produksi pun yang sifatnya tetap secara mutlak. Faktor produksi ini tidak dapat ditambah atau
dikurangi jumlahnya dalam waktu yang relatif singkat. Input tetap akan selalu ada walaupun output
turun sampai dengan nol. Contoh faktor
produksi tetap dalam industri ini adalah alat atau mesin yang digunakan dalam
proses produksi
b. Faktor
Produksi Variabel (Variable Input)
Faktor produksi variabel adalah faktor
produksi di mana jumlah dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat sesuai
dengan jumlah output yang dihasilkan.
Contoh faktor produksi variabel dalam industri adalah bahan baku dan
tenaga kerja. Sejalan berkembangnya
faktor produksi menjadi faktor produksi yang bersifat tetap dan variabel, para
ahli ekonomi sering membagi kurun waktu produksi menjadi dua macam, yaitu
jengka pendek (short run) dan jangka
panjang (long run). Kurun waktu jangka pendek adalah menunjukkan
kurun waktu di mana salah satu faktor produksi atau lebih bersifat tetap. Adapun kurun waktu jangka panjang adalah
kurun waktu di mana semua faktor produksi bersifat variabel. Hal ini berarti dalam jangka panjang,
perubahan output dapat dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi dalam
tingkat kombinasi yang seoptimal mungkin.
loading...
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari. 2004. Manajemen Produksi Edisi Kedua. BPFE UGM. Yogyakarta.
Ari Sudarma. 2004. Teori Ekonomi Mikro edisi Keempat. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Arsyad. 2003. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Gudjarati. 1995. Ekonometrika Dasar,Terjemahan. Erlangga. Jakarta.
Husodo. 2004. Pertanian Mandiri. PT Raja Grafindo. Jakarta.
Joesron dan Fathorrozi. 2003. Teori Ekonomi Mikro. Salemba Empat.
Jakarta.
Miller, Roger Le Roy, Meiners, Roger E.
2000. Teori Ekonomi Intennediate.
Terjemahan
Hans Munandar. Pt Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mosher, AT. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Terjemahan
Krinandhi
dan Bahrin Samad. CV Yasaguno. Jakarta
Priyatno. 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Gava
Media. Yogyakarta.
Samuelson. 2002. Ilmu Mikro Ekonomi. Terjemahan Suhardjono dan Mudrajad.
Erlangga.
Jakarta.
Soekartawi. 2003. Teori ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb
Douglass. CV Rajawali. Jakarta.
Soemartini. 2008. Penyelesaian Multikoliniearitas Melalui Metode Ridge Regression. PT
Gramdia Pustaka Utama. Jakarta.
Suparmi. 1986. Ekonomi Pertanian. Karunika Jakarta Universitas Terbuka. Jakarta.
Nicholson,
Walter. 2002. Ekonomi Intennediate dan
Aplikasinya Edisi Kedelapan.
Terjemahan
IGN Bayu Mahendra dan Abdul Aziz. Erlangga. Jakarta
Widyananto. 2010. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi. BFPE UGM.
Yogyakarta.
Tag :
usahatani
0 Komentar untuk "Teori Produktivitas Usaha Tani, Teori Produksi Usaha Tani, dan Fungsi Produksi"