sumber |
1
Ekspor
Indonesia diharapkan ke depan bisa menjadi salah
satu negara pengekspor terbesar buah pisang.
Komoditas
pertanian pisang Indonesia berhasil menembus pasar negeri ekspor Jepang. Ekspor pisang ini merupakan ekspor perdana sejak
penandatanganan Indonesia-Jepang dalam Economic
Partnership Agreement (IJEPA) tahun 2008.
Langkah ekspor ini terbilang baik karena Jepang menerapkan standar mutu
dan kesehatan yang sangat tinggi untuk impor produk pertanian. Keberhasilan ini
menunjukkan pengakuan tingginya standar kualitas produk pisang Indonesia.
Penanaman berbagai jenis buah tropis seperti penanaman pisang di kebun-kebun di Indonesia merupakan upaya swasembada
buah. Sebab selama ini Indonesia cenderung
mengandalkan impor, termasuk buah-buahan.
Padahal potensi pengembangan buah lokal cukup besar. Dengan potensi yang dimiliki Indonesia dengan
kualitas buah yang bagus dan hasil produksi yang cukup melimpah maka Indonesia
harus merubah paradigma impor menjadi ekspor. Dan salah satunya diawali dengan eksport buah
pisang hasil panen dari kebun PTPN VIII.
loading...
Dalam penguatan ekonomi kerakyatan melalui
kementerian BUMN, yaitu menggerakan seluruh BUMN, sepeti PTPN VIII untuk mengembangkan
buah-buah lokal tropis. Seperti pisang,
sehingga kedepannya Indonesia diharapkan bisa menjadi salah satu negara
pengekspor buah pisang . Sementara itu
berdasarkan realese dari Humas PTPN VIII, ekspor perdana buah pisang jenis Mas
Kirana dari Kebun Jalupang sebanyak 7,260 ton dengan nilai SGD 5.445 tujuan
Singapura.
Berdasarkan data, hingga Oktober 2013 tanaman pisang
sudah menghasilkan 93.279 kg, pepaya 3.742 kg. Hasilnya dijual ke beberapa distributor
domestik maupun luar negeri, baik pisang dalam bentuk cavendish ataupun
filipin. Pengembangan komoditas
buah-buhan, selain dalam rangka meningkatkan pendapatan perusahaan melalui
optimalisasi lahan, menangkap juga peluang adanya potensi pasar yang besar terhadap
kebutuhan buah-buahan, baik pasar lokal maupun pasar luar negeri terhadap
pisang. Apalagi, saat ini pemerintah
memberlakukan aturan pembatasan hortikultura untuk sejumlah komoditas
buah-buahan. Kebijakan itu akan membuat
pasar buah-buahan tropis, setidaknya di pasar dalam negeri akan semakin besar.
2 Impor
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya yang berlimpah, dengan
kondisi alam yang sesuai untuk perkembangan pertanian , namun pada perkembangannya
sampai saat ini negara tidak mampu untuk mengolah sumber daya tersebut dan
lebih memilih untuk mengimpor produk-produk jadi dari negara maju dan sumber
pangan dari negara-negara tetangga. Budaya
impor yang dilakukan Indonesia menjadi penyebab makin lemahnya nilai tukar
Rupiah. Fluktuasi nilai tukar Rupiah
selalu membayangi tumbuhnya perekonomian nasional. Sebab, tingginya laju pertumbuhan ekonomi
tidak sepenuhnya didukung produksi dalam negeri. Sehingga kebijakan impor terpaksa diambil
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Produksi
pisang didalam negeri cukup banyak, namun Indonesia masih saja mengimpor pisang
dari negara lain. Dengan
anggapan bahwa harga buah impor akan lebih murah dibandingkan dengan buah lokal. Buah impor yang masuk
ke Indonesia tercatat sebesar 75 ribu ton atau US$ 104,06 juta. Sementara jika
secara kumulatif (Januari-Mei 2013) ada 221 ribu ton buah impor yang masuk atau
US$ 274,1 juta. Serbuan impor buah yang
terjadi merupakan akibat dari tak berdayanya Indonesia mengatur buah-buahan
lokal. Secara produksi dan distribusi,
harusnya buah lokal bisa dioptimalkan. Bahkan tanpa harus mengimpor buah lagi.
Penyebab atau alasan lain mengapa Indonesia masih
saja mengimpor pisang, yaitu karena buah-buahan pisang yang ditanam oleh petani
Indonesia itu milik individual yang tidak bisa instruksikan atau diatur
langsung oleh pemerintah dalam pemasarannya. Dengan kata lain pemerintah tidak
bisa mengharuskan pemilik untuk panen tanggal dengan jumlah tertentu dan harus
distribusikan ke mana. Ataupun pohon ini untuk ke daerah A dan pohon yang lain
untuk ke daerah B. Padahal, buah-buahan
itu harus diatur dari saat panen hingga distribusi. Beberapa BUMN seperti PT Perkebunan Nusantara
(PTPN) sebagai inisiatornya. Saat ini yang akan dioptimalkan adalah PTPN VIII
dan PTPN X, yang dijadikan contoh penggerak bahwa hasil-hasil perkebunan milik
negara atau individu harus saling bekerja sama dengan pemerintah sehingga hasil
produksi dapat diatur dan dapat mengurangi impor. Jadi berubah dari sistem individual ke sistem
korporasi.
loading...
3. Alur Perdagangan
Menurut sejarah, pisang berasal dari Asia
Tenggara yang oleh para penyebar agama Islam disebarkan ke Afrika Barat,
Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Selanjutnya pisang menyebar ke seluruh dunia, meliputi daerah tropis dan
subtropis. Negara-negara penghasil
pisang yang terkenal di antaranya adalah: Brasilia, Filipina, Panama, Honduras,
India, Equador, Thailand, Karibia, Columbia, Mexico, Venezuela, dan Hawai. Indonesia termasuk dalam 10 negara
penghasil pisang terbesar di dunia. Negara
penghasil pisang ini yang akhirnya banyak mengekspor pisang ke bagian dunia
lainnya seperti Amerika,Jepang,dan Uni Eropa.
Di Asia, Indonesia termasuk penghasil pisang
terbesar karena sekitar 50 persen
produksi pisang Asia berasal dari Indonesia. Sentra produksi pisang di Indonesia adalah:
Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Bogor, Purwakarta, Serang), Jawa Tengah (Demak,
Pati, Banyumas, Sidorejo, Kesugihan, Kutosari, Pringsurat, Pemalang), Jawa
Timur (Banyuwangi, Malang), Sumatera Utara (Padangsidempuan, Natal, Samosir,
Tarutung), Sumatera Barat (Sungyang, Baso, Pasaman), Sumatera Selatan (Tebing Tinggi, OKI, OKU,
Baturaja), Lampung (Kayu Agung, Metro), Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali dan
Nusa Tenggara Barat.
Salah satu pola yang diterapkan dalam
manajemen distribusi dan pemasaran adalah manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management, SCM) yang
merupakan siklus lengkap produksi dalam hal ini untuk komoditas pisag yaitu
dari kegiatan pengelolaan pada setiap mata rantai aktivitas produksi (barang
dan jasa) hingga siap untuk digunakan oleh pemakai akhir (end user). Proses aktivitas
dalam SCM memiliki 5 tahapan aliran aktivitas utama yang harus dikelola dengan
berdaya guna dan berhasil guna yaitu aliran produk, informasi, dana, pelayanan,
dan kegiatan.
1. Aliran produk.
Aliran produk merupakan gambaran aliran
produk (buah pisang) bersifat searah yang diawali dari produsen dengan melewati
beberapa mata rantai yang pada akhirnya akan diterima oleh pengguna (end user) dalam hal ini konsumen.
2. Aliran Informasi
Aliran informasi merupakan gambaran aliran
informasi yang dibutuhan/tersedia pada SCM pisang. Terdapat dua jenis aliran informasi yaitu
aliran informasi bersifat searah yaitu dari perusahaan dan produsen kecil
(petani) dan aliran informasi dua arah yaitu perusahaan eksportir dan negara
importir.
3. Aliran Dana
Aliran dana (funds) adalah gambaran aliran ruang/modal yang berawal dari
konsumen sebagai pembeli yang selanjutnya mengalir pada tiap mata rantai yang
pada akhirnya akan sampai pada produsen untuk digunakan sebagai biaya produksi
dan kehidupan sehari-hari. Aliran dana
ini bersifat searah artinya dana dihasilkan dari pertukaran dengan produk (buah
pisang) yang dibeli konsumen dengan melewati beberapa mata rantai, lalu
akhirnya akan diterima oleh produsen sebagai penukar dari produk yang
dihasilkannya.
4. Aliran Pelayanan
Aliran pelayanan merupakan gambaran aliran
layanan yang ada pada alur SCM pisang, aliran ini bersifat searah yang diawali
dari produsen yang melakukan perlakuan pada produk yang dihasilkannya yang
kemudian dilanjutkan pada pencari/perusahaan yang akan mengekspor komoditi
pisang tersebut, lalu dilakukan peningkatan nilai tambah seperti pencucian dan
pengemasan sehingga meningkatkan nilai jual produk yang pada akhirnya akan
diekspor dan diterima oleh konsumen.
5. Aliran Kegiatan
Aliran aktivitas merupakan gambaran aktivitas yang
dilakukan oleh tiap mata rantai yang dilakukan terhadap produk (buah
pisang). Aliran aktivitas ini juga
bersifat searah yang diawali dari produsen dengan melakukan perlakuan
(aktivitas) lalu dengan melewati beberapa mata rantai hingga dilakukan ekspor
dan sampai pada tangan konsumen di negara lain.
Baca juga tentang: Definisi, Penyebaran, Serta Manfaat Ekspor-Impor Pisang Oleh Indonesia
0 Komentar untuk "Makalah Alasan Mengapa Indonesia Melakukan Kegiatan Ekspor dan Impor Komoditas Pisang dan Alur Perdagangannya"