A.
Definisi
dan Penyebaran Pisang
Pisang merupakan tumbuhan asli
Asia Tenggara, yaitu berasal dari Semenanjung Malaysia
dan Filipina. Tetapi ada juga
yang menyebutkan bahwa pisang berasal dari Brasil dan
India. Dari sini kemudian menyebar hingga ke
daerah Pasifik (Cinthya, 2006).
Pisang
adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan
terna
raksasa berdaun besar memanjang dari suku
Musaceae.
Beberapa jenisnya (Musa
acuminata, M. balbisiana,
dan M. paradisiaca)
menghasilkan buah
konsumsi yang dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan
kelompok-kelompok tersusun menjari, yang disebut sisir. Hampir semua buah pisang memiliki kulit
berwarna kuning
ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga, merah, hijau, ungu,
atau bahkan hampir hitam. Buah pisang sebagai
bahan pangan merupakan sumber energi (karbohidrat)
dan mineral, terutama kalium
(Suhartono, 2011).
Sebagai
bahan pangan untuk dikonsumsi, mutu pisang merupakan muara dari sebuah siklus
produk (product life cycle) yang dituntut oleh konsumen. Walaupun belum nampak secara signifikan, mutu
buah-buahan Nasional termasuk pisang juga mulai meningkat. Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya
volume buah yang diperdagangkan di supermarket maupun fruit shop. Walaupun demikian, selama ini produk
buah-buahan di Indonesia belum mampu membawa kemakmuran bagi masyarakat, karena
produksi buah-buahan tersebut, baik dari segi kualitas maupun produktivitas
masih relative rendah. Padahal secara
Internasional komoditas hortikultura, termasuk buah-buahan identik dengan
komoditas yang berkualitas tinggi dengan standar mutu tertent. Komoditas hortikultura, selain harus memenuhi
standar kualitas, juga haru diproduksi secara efisien untuk mendapatkan daya
saing pasar (Poerwanto, 2004).
Secara
umum ada 14 kultivar pisang yang utama ditanam di Indonesia. Pisang Mas, Pisang
Ambon Putih, Pisang Ambon Lumut, Pisang Badak, Pisang Lampung, Pisang Raja
Sereh dan Pisang Ambon Jepang. Sedangkan pisang untuk olahan adalah Pisang Raja
Bulu, Pisang Uli, Pisang Tanduk, Pisang Nangka, Pisang Siem, Pisang Kepok, dan
Pisang Kapas (Dit. Tanaman Buah, 2002).
Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata keseluruh dunia, yakni meliputi daerah tropik dan subtropik,
dimulai dari
Asia
Tenggara ke Timur
melalui Lautan Teduh sampai ke Hawai. Selain itu, tanaman pisang menyebar ke barat
melalui Samudra Atlantik, Kepulauan
Kenari, sampai
Benua Amerika.Pisang yang dikenal sampai saat ini
merupakan keturunan dari spesies pisang liar
yaitu Musa acuminata dan
Musa balbisiana.
Pisang kepok memiliki tinggi
370 cm dengan umur berbunga 13 bulan. Batangnya berdiameter 31
cm dengan panjang daun 258 cm dan lebar daun 90 cm, sedangkan warna daun serta tulang daun hijau tua. Bentuk jantung spherical atau lanset. Bentuk buah lurus dengan panjang buah 14 cm dan diameter buah 3,46 cm. Warna kulit dan daging buah matang kuning tua. Produksi
pisang kepok dapat mencapai 40ton/ha (Firmansyah, 2012).
Potensi
produksi buah pisang di Indonesia memiliki
daerah sebaran yang luas, hampir seluruh
wilayah merupakan tempat produksi
pisang, ditanam
di pekarangan
maupun di ladang, dan
sebagian
telah membudidayakanya menjadi sebuah perkebunan.
Jenis pisang yang ditanam oleh masyarakat
beraneka ragam
mulai
dari pisang untuk olahan (plantain) sampai
jenis
pisang komersial (banana)
yang bernilai ekonomi yang tinggi. Sentra produksi pisang di Indonesia adalah Jawa Barat,
Jawa Tengah,
Jawa Timur,
Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Lampung,
Kalimantan,
Sulawesi, Bali, dan
Nusa Tenggara
Barat
(Prabawati, 2008).
B.
Pengertian Ekspor dan Impor
Impor
adalah proses transportasi barang
atau komoditas
dari suatu negara
ke negara lain secara legal,
umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor umumnya
adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke dalam
negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan dari bea
cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah
bagian penting dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor
(Amir, 1992).
Ekspor
adalah proses transportasi barang
atau komoditas
dari suatu negara
ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala
bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di tingkat
internasional. Strategi ekspor digunakan karena risiko lebih rendah, modal
lebih kecil dan lebih mudah bila dibandingkan dengan strategi lainnya (Amir,
1992).
C.
Manfaat
Kegiatan Impor
a.
Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan
Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber daya manusia
yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak bisa menghasilkan
gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa sawit. Perdagangan
antarnegara mampu mengatasi persoalan tersebut. Perdagangan antarnegara
memungkinkan Indonesia untuk memperoleh gandum dan Amerika memperoleh minyak
kelapa sawit. Perdagangan antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang
belum dapat dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu
memproduksi mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan
dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat
tersebut.
b.
Memperoleh Teknologi Modern
Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern. Misalnya,
penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin ini mempermudah
proses penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya adalah mesin fotokopi laser.
Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan lebih cepat dan jelas. Tingkat
teknologi di negara kita umumnya masih sederhana. Pengembangan teknologi masih
lambat karena rendahnya kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan
produksi, kita dapat mengimpor teknologi dari luar negeri. Dalam perdagangan
biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari saling bertukar informasi ini,
Indonesia dapat belajar teknik produksi baru dan pemanfaatan teknologi modern.
c.
Memperoleh Bahan Baku
Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk memproduksi mobil
dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember, mangkuk, dan kursi plastik
dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku produksi tersebut dihasilkan di
dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi di dalam negeri, tetapi harganya
lebih mahal. Pengusaha tentu lebih menyukai bahan baku yang harganya lebih
murah. Demi kelangsungan produksi, pengusaha harus menjaga pasokan bahan
bakunya. Salah satu caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.
D.
Manfaat
Kegiatan Ekspor
a.
Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia
Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara
untuk memasarkan produk Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik
merupakan salah satu produk Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia.
Apabila permintaan terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat,
pendapatan para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan
produksi batik di Indonesia akan semakin berkembang.
b.
Menambah Devisa Negara
Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual
barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah penerimaan
devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah karena devisa
merupakan salah satu sumber penerimaan negara.
c.
Memperluas Lapangan Kerja
Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan semakinluasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam negeri akanmeningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga lapangankerja semakin luas.
loading...
DAFTAR PUSTAKA
Amir MS. 1992. Pengetahuan Bisnis Ekspor Impor Seri Umum No 8. PT.
Pustaka Binaman Pressindo : Jakarta.
Chyntia. 2006. Pengantar Budibaya Pisang. Rineka Cipta
: Jakarta.
Departemen
Perdagangan RI.
1990. Buku Panduan
Peraturan
DAN Prosedur Ekspor Indonesia. Departemen Perdagangan RI bekerjasama dengan Dewan Penunjang Ekspor. Jakarta.
Direktorat Tanaman Buah. 2002. Standar Prosedur Operasional (SPO) Pisang
Barangan Kabupaten Deli Serdang. Direktorat Jenderal Bina Produksi
Hortikultura Departemen Pertanian. Deli Serdang.
Firmasyah. 2012. Manfaat
Tanaman Pisang. Makalah Penataran Petani dan Pedagang Pengumpul
Pisang di Kabupaten Simalungun. Sumatera Utara.
Poerwanto,
R., 2004. Standar Prosedur Operasional
Komoditas Manggis. Direktorat Budi Daya Tanaman Buah, Jakarta.
Prabwati. 2008. Potensi Pengembangan Budaya dan Peluang Agribisnis Pisang. Seminar Nasional. Ketahanan Pangan dan
Agribisnis. PSE. Sumatera Utara.
Suhartono. 2011. Budi
Daya Pisang. Kanisius: Yogyakarta.
Suryana, Ahmad.
2005. Prospek dan Pengembangan Agribisnis
Pisang. Badan Litbang Pertanian. Jakarta
Baca juga tentang : Alasan Mengapa Indonesia Melakukan Kegiatan Ekspor dan Impor Komoditas Pisang dan Alur Perdagangannya
Baca juga tentang : Alasan Mengapa Indonesia Melakukan Kegiatan Ekspor dan Impor Komoditas Pisang dan Alur Perdagangannya
0 Komentar untuk "Definisi, Penyebaran, Serta Manfaat Ekspor-Impor Pisang Oleh Indonesia"