Menurut
Mubyarto (1995) pemasaran adalah proses pertukaran yang mencakup serangkaian
kegiatan atau aktivitas yang ditujukan untuk memindahkan barang dan jasa dari
produsen ke konsumen, dengan melibatkan produsen, konsumen, dan lembaga
perantara, dengan tujuan memperoleh keuntungan (di satu pihak) dan kepuasan (di
pihak lain).
Sedangkan
menurut W.J. Stanton pemasaran meliputi keseluruhan
sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan
merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan, dan mendistribusikan
barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual
maupun yang potensial.
Pemasaran dalam kegiatan pertanian memainkan peran
ganda. Pertama, berperan sebagai sumber terbentuknya harga produk pertanian,
yang mempertemukan kepentingan produsen dengan konsumen. Kedua, menjadi media
perpindahan fisik dari titik produksi (petani atau produsen) ke tempat
pembelian (konsumen). Namun untuk dapat memainkan kedua peran tersebut petani
sering menghadapi beberapa kendala. Beberapa kendala tersebut diantaranya :
1.
Kesinambungan
produksi
Salah satu penyebab timbulnya berbagai
masalah pemasaran hasil pertanian berhubungan dengan sifat dan ciri khas produk
pertanian, yaitu pertama, volume produksi yang kecil karena diusahakan dengan
skala usaha kecil (small scale farming). Kedua, produksi bersifat musiman
sehingga hanya tersedia pada waktu-waktu tertentu. Ketiga, lokasi usaha tani
yang terpencar-pencar sehingga menyulitkan dalam proses pengumpulan produksi.
Keempat, sifat produksi pertanian yang mudah rusak, berat dan memerlukan banyak
tempat.
2.
Kurang
memadainya pasar
Hal ini berhubungan dengan cara
penetapan harga dan pembayaran. Ada tiga cara penetapan harga jual produk
pertanian yaitu: sesuai dengan harga yang berlaku, tawar-menawar, dan borongan.
Pemasaran sesuai dengan harga yang berlaku tergantung pada penawaran dan permintaan
yang mengikuti mekanisme pasar. Penetapan harga melalui tawar-menawar lebis
bersifak kekeluargaan, apabila tercapai kesepakatan anatara penjual dan pembeli
maka transakasiterlaksana. Praktik pemasaran dengan cara borongan terjadi
karena keadaan keuangan petani yang masih rendah.
3.
Panjangnya
saluran pemasaran
Panjangnya saluran pemasaran
menyebabkanbesarnya biaya yang dikeluarkan, serta ada bagian yang dikeluarkan
sebagai keuntungan pedangang. Hal tersebut cenderung memperkecil bagian yang
diterima petani dan memperbesar biaya yang dibayarkan konsumen. Panjang
pendeknya saluran pemasaran ditandai dengan jumlah pedagang perantara yang
harus dilalui dari petani sampai ke konsumen.
loading...
4.
Rendahnya
kemampuan tawar-menawar
Kemampuan petani dalam penawaran produk
yang dihasilkan masih terbatas karena keterbatasan modal yang dimiliki,
sehingga ada kecenderungan produk-produk yang dihasilakan dijual dengan harga
yang rendah. Berdasarkan keadaan tersebut, maka yang meraih keuntungan besar
pada umumnya adalah pihak pedagang.
5.
Berfluktuasinya
harga
Harga produksi hasil pertanian yang
selalu berfluktuasi bergantung dari perubahan yang terjadi pada permintaan dan
penawaran. Naik turunnya harga dapa terjadi dalam jangka pendek yaitu per
bulan, per minggu, bahkan perhari, atau dapat terjadi dalam jangka panjang.
Keadaan tersebut menyebabkan petani sulit melakukan perencanaan produksi,
pedagang juga sulit dalam memperkirakan permintaan.
6.
Kurangnya
informasi pasar
Informasi
pasar merupakan faktoe yang menentukan apa yang diproduksi, dimana, mengapa,
bagaimana, dan untuk siapa produk dijual dengan keuntungan terbaik. Kondisi
tersebut menyebabkan usaha tani dilakukan tanpa melalui perencanaan yang
matang. Beitu pula pedagang tidak mengetahui kondisi pasar dengan baik, terutama
kondisi makro.
7.
Rendahnya
kualitas produksi
Rendahnya kualitas produk yang
diahasilkan karena penanganan yang dilakukan belum intensif. Masalah mutu ini
timbul karena penanganan kegiatan mulai dari prapanen sampai panen yang belum
dilakukan dengan baik. Masalah mutu produk yang diahsilakan juga ditentukan
pada kegiatan pascapanen, seperti melalui standarisasi dan grading.
8.
Rendahnya
kualitas sumberdaya manusia
Rendahnya kualitas sumberdaya
manusia di pedesaan tidak pula didukung oleh fasilitas pelatihan yang memadai,
sehingga penanganan produk mulai dari panen sampai pascapanen tidak dilakukan
dengan baik. Disamping itu, pembinaan petani selama ini lebih banyak kepada
praktek budidaya dan belum mengarah kepada praktek pemasaran.
Tujuan
pemasaran adalah mencari keuntungan dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen sehingga dapat memuaskan konsumen itu sendiri. Kepuasan konsumen akan
tercapai apabila produk berkualitas dan memenuhi kebutuhan konsumen, harga
dapat terjangkau oleh konsumen target, pelayanan kepada konsumen memuaskan dan
citra produk baik dari sudut pandang konsumen.
Kegiatan
yang paling utama pemasaran dalam hal memenuhi kepuasan konsumen adalah dengan
memperhatikan produk, harga, distribusi dan promosi. Apabila
kepuasan konsumen tersebut terpenuhi, maka hasil penjualan produk akan
meningkat, dan akhirnya tujuan pemasaran dapat tercapai, yaitu perolehan laba.
Sebaliknya, apabila kebutuhan konsumen diabaikan dan hanya berfikir dari sudut
pandang produsen saja, kemungkinan hasil penjualan produk akan menurun,
sehingga laba yang diperoleh minim, bahkan dapat terjadi kerugian.
loading...
0 Komentar untuk "Kendala-Kendala dalam Agroindustri dan Tujuan Pemasaran"