Translate

Tugas Ekonomi Sumber Daya Alam Kehutanan


  1.    Jelaskan mengapa metode analisis biaya dan manfaat (Cost Benefit Analysis atau CBA) yang konvensional tidak mampu menjawab permasalahan lingkungan dalam analisisnya?

  2.    Disuatu kawasan pesisir yang mempunyai ekosistem hutan bakau yang mendukung ekosistem kehidupan ekonomi wilayah pantai akan dibangun tambak udang. Sebagai ahli ekonomi lingkungan, saudara diminta untuk melakukan perhitungan biaya manfaat yang diperluas serta rekomendasi yang tepat

3.    Disuatu daerah tertentu akan dibangun pabrik pulp (untuk memproduksi kertas). Sementara saudara diminta menjadi anggota tim amdal untuk melakukan perhitungan biaya manfaat yang diperluas serta rekomendasi yang tepat

Jawaban:

loading...
1.    Pengunaan metode analisis biaya dan manfaat (Cost Benefit Analysis atau CBA) yang konvensional sering tidak mampu menjawab permasalahan dalam menentukan nilai sumber daya karena konsep biaya dan manfaat sering tidak memasukkan manfaat ekologis di dalam analisisnya (Fauzi, 2010).  Demikian juga, meskipun kita mengetahui kerusakan lingkungan akibat aktivitas ekonomi, pengambil kebijakan sering tidak mampu mengkuantifikasikan kerusakan tersebut dengan metode ekonomi yang konvensional. Permasalahan-permasalahan di atas kemudian menjadi dasar pemikiran lahirnya konsep valuasi ekonomi, khususnya valuasi non pasar (non-market valuation).

2.    Eksternalitas positif dari konversi hutan bakau menjadi tambak udang adalah penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masayarakat serta sumbangan devisa yang besar dari ekspor udang bagi pendapatan asli daerah. Eksternalitas negatif dari manfaat langsung ekosistem bakau adalah hilangnya jenis pemanfaatan kayu bakar, kepiting, dan benur dengan total nilai ekonomi sebesar Rp 143.090.900.000/ha/tahun. Eksternalitas negatif dari manfaat tidak langsung ekosistem bakau adalah manfaat sebagai penahan abrasi, pengurangan pencemaran, dan penyedia pakan alami. Manfaat hutan bakau sebagai penahan abrasi digantikan oleh tanggul dengan biaya pembangunan sebesar Rp 126.381.921.260. Manfaat bakau sebagai pengurangan pencemaran harus direhabilitasi hutan dan lahan dengan biaya 3.771.000/ha dengan jarang tanam 2,5m x 2,5m. Manfaat sebagai penyedia pakan alami dengan luas tambak 75.311 ha diperoleh udang sebanyak 42.916 kg/ha dengan harga pakan Rp 14.000/kg sehingga diperoleh nilai manfaat hutan bakau sebagai penyedia pakan alami sebesar Rp 961.317,72 ha/tahun.

Pembudidayaan udang dengan sistem ekstensif tradisional dengan mengkonversi hutan bakau menjadi tambak telah menmbulkan kerugian yang dapat dilihat dari perhitungan NPV sebesar Rp -704.270.682.510 dan nilai B/C ratio sebesar 0,37. Agar pembudidayaan udang menguntungkan sistem budidayanya dapat dirubah ke sistem wanamina yang menghasilkan NPV sebesar Rp 11.190.000 dan B/C ratio sebesar 1,30.

Berdasarkan penelitian Estimasi Nilai Eksternalitas Konversi Hutan Bakau Menjadi Pertambakan di Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah dilakukan oleh Yunianto Setiawan, dkk. Maka diperoleh kesimpulan bahwa konversi hutan bakau ke pertambakan akan menghasilkan keuntungan dengan sistem ekstensif tradisional selama 10 tahun dan setelah 10 tahun sistem dirubah ke wanamina agar tambak tetap dapat berproduksi dengan baik dan menghasilkan keuntungan.

3.    Diasumsikan Hutan seluas 3,7 Juta hektar, dan saat ini luasan Hutan yang kondisinya masih baik hanya sekitar 800 Ribu Hektar. Kerusakan Hutan salah satunya disebabkan oleh pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI). Berdasarkan data yang disumsikan terdapat 1,375,312 Hektar yang dikuasai oleh 19 Perusahaan, dari luasan tersebut hanya 944,205 Hektar yang efektif untuk tanaman pokok.  Dan pada tahun ini berencana akan membangun Pabrik Pulp.  Dalam dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menyebutkan bahwa, pabrik pengelolaan Pulp ini disumsikan akan memproduksi pulp sebesar 2.000.000 ton/tahun, dengan kebutuhan bahan baku kayu mencapai sedikitnya 8,6 juta ton/tahun.

Kebutuhan pasokan kayu yang sangat besar ini berdasarkan analisis yang kami lakukan tidak akan mampu dipenuhi oleh perusahaan karena menurut perhitungan yang kami lakukan, untuk kebutuhan 8,6 juta ton kayu/tahun pabrik ini membutuhkan lahan seluas 2.064.000 ha lahan. Dampaknya akan menyebabkan terjadinya ekspansi izin HTI besar besaran dan kerusakan Hutan alam tersisa, tidak menutup kemungkinan ekspansi ini akan merambah ke daerah lainnya, yang sebenarnya juga mengalami kekurangan pasokan kayunya untuk memenuhi kebutuhan Pabrik pulp.

0 Komentar untuk "Tugas Ekonomi Sumber Daya Alam Kehutanan"

Back To Top