sumber |
Kubis
menyukai tanah yang sarang dan tidak becek. Meskipun relatif tahan terhadap
suhu tinggi, produk kubis ditanam di daerah pegunungan (400m dpl ke atas) di
daerah tropik. Di dataran rendah, ukuran krop mengecil dan tanaman sangat
rentan terhadap ulat pemakan daun Plutella.
Karena penampilan kubis menentukan
harga jual, kerap dijumpai petani (Indonesia) melakukan penyemprotan tanaman dengan
insektisida
dalam jumlah berlebihan agar kubis tidak berlubang-lubang akibat dimakan ulat.
Konsumen perlu memperhatikan hal ini dan disarankan selalu mencuci kubis yang
baru dibeli
1.
FASE PRA TANAM
a.
Syarat
tumbuh
1. Tanaman
bisa ditanam selama tahun
2. Tumbuh
serta berproduksi dengan baik pada ketinggian 800 m d.pl.ke atas, curah hujan
hujan cukup serta temperatur hawa 15 – 20 derajat celcius.
3. Type
tanah yang dikehendaki gembur, bertekstur mudah atau sarang dan ph 6 – 6, 5.
b.
Pengelolaan tanah serta air
1. Bersihkan
gulma serta sisa-sisa tanaman
untuk menghimpit serangan
penyakit terbawa tanah layaknya akar bengkak, busuk lunak,
rebah semai, dan lain-lain. lewat cara dicabut serta dihimpun lantas dibakar
atau dapat jadikan kompos
2. Janganlah
menanam tanaman kubis-kubisan dengan terus-terusan serta kerjakan pergiliran
tanaman
3. Pakai
pupuk organik ( super nasa ), terutama di musim kemarau untuk menambah
efisiensi pemakaian air
c.
Persiapan lahan
1. Tempat
dicangkul serta dibajak sedalam 20-30 cm
2. Berikanlah
dolomit atau captan kurang lebih 2 ton/ha bila ph fase persemaian
3. Media persemaian
terdiri dari campuran tanah serta pupuk kandang ( kompos ) halus dengan
perbandingan 1:1
4. Benih
direndam dalam air hangat selama 0, 5 – jam lantas diangin-anginkan
5. Sebarkan
benih dengan merata serta teratur lantas ditutup daun pisang sepanjang 3-4 hari
6. Kerjakan
penyiraman tiap-tiap hari dengan gembor
7. Persemaian
di buka tiap-tiap pagi sampai jam 10. 00 serta sore mulai jam 15. 00
8. Amati
bibit kubis yang diserang penyakit tepung berbulu ( peronospora parasitica )
atau ulat daun pada daun pertama, dipetik serta dibuang daun yang terserang
2.
FASE TANAM
1.
Jarak tanam
Jarak
tanam jarang 70 X 50 cm atau jarak tanam rapat 60 X 50 cm
2.
Bibit
Benih
yang di gunakan harus berasal dari benih yang jelas kualitas dann pabriknya
sehingga tidak menimbulkan permasalah di akhir
Budidayanya dan hasilnya juag
memuaskan. Benih yang di Gunakan bisa menggunakan Kubis F1
Grand 11, F1 Grand 22, F1 Balerina, F1 Summer Autumn, F1 Green Nova, F1 Green
Coronet, F1 Giaty, F1 Investor, F1 Green Helmet.Benih yang mau di
tanam di semai terlebih dahulu dan saat bibit
yang sudah berusia 3 – 4 minggu mempunyai 4 – 5 daun siap ditanam.
3.
Pemupukan
Pupuk
dasar diberikan 1 hari
sebelum saat tanam dengan dosis 250 kg/Ha TSP, 50 kg/Ha Urea, 175 kg/Ha Za
serta 100 kg/Ha KCL, Pupuk Kandang kering 6 Ton / Ha dan Dolomit 2 Ton /
Ha.
Pupuk
Dasar digabung dengan merata lantas
diberikan pada lubang
tanam yang sudah diberi pupuk kandang,
lantas ditutup kembali dengan tanah.
4.
Cara tanam
Bikin
lubang tanam dengan tugal sesuai jarak tanam.Tentukan
bibit yang fresh serta sehat.Tanam
bibit pada lubang tanam.Apabila
bibit disemai pada bumbung daun pisang segera ditanam berbarengan bumbungnya.Apabila bibit disemai
pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lantas baru ditanam.Apabila disemai dalam
bedengan ambillah bibit beserta tanahnya lebih kurang 2-3 cm dari batang
sedalam 5 cm dengan solet ( sistem putaran ). Sesudah
ditanam, siram bibit dengan air sampai basah
Kubis
bisa ditumpangsarikan dengan tomat lewat cara tanam : 2 baris kubis baris
tomat. tomat ditanam 3 atau 4 minggu sebelum saat kubis
3.
FASE PRA PEMBENTUKAN KROP ( 0 – 49 HARI )
Penyiraman
dikerjakan setiap hari saat pagi atau sore hari
Pemupukan
susulan dikerjakan pada umur 28 hari dengan dosis 50 kg/ha urea, 175 kg/ha za
serta 100 kg/ha kcl.Penyiangan
(penggemburan serta pembubunan tanah) dikerjakan pada umur 2 serta 4 minggu.Perempelan cabang atau
tunas-tunas samping dikerjakan seawal barangkali agar pembentukan bunga optimal
Kerjakan
pengamatan setiap minggu sekali pada hama-hama tersebut mulai kubis umur 13
hari.populasi paling tinggi berlangsung pada awal musim kemarau.
Cara
pengendalian, kumpulkan
serta musnah dengan mekanik, sanitasi lingkungan.Tanaman muda yang mati
dikarenakan penyakit rebah kecambah ( rhizoctonia solani kuhn. ) dicabut,
lantas disulam dengan tanaman baru yang sehat, imbuhkan natural glio pada
lubang tanam.
4.
FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 – 90 HARI )
Penyiangan
dengan manual dengan tangan butuh dikerjakan sampai kurang lebih 1 minggu
sebelum saat panen.Kerjakan
pengamatan lebih intensif pada hama yang mengakibatkan kerusakan berat pada
fase ini yakni ; ulat daun kubis ( p. xylostella ) serta ulat krop kubis ( c.
binotalis ), umumnya pebruari – maret. Serangan
hama menyambut panen tak perlu dikendalikan ( dengan kimia )
5.
FASE PANEN KUBIS
Kubis
dipanen sesudah berusia 81- 105 hari.Tanda-tanda
kubis siap panen apabila pinggir daun krop terluar di bagian atas krop telah
melengkung ke luar serta berwarna agak ungu, krop sisi dalam telah padat.Pada
waktu panen diikursertakan dua helai daun hijau membuat perlindungan krop.Jangan sempat
berlangsung memar atau luka.Amati
penyakit busuk lunak (erwinia carotovora ) serta busuk hitam ( xanthomonas
camprestris). Daun-daun
kubis yang terinfeksi mesti dibuang.
HAMA dan Penyakit TANAMAN KUBIS
1.
Ulat
daun (CP.xylostella)
Ulat
daun memakan bagian bawah daun sehingga tinggal epidemis bagian atas
saja.Ulatnya kecil kira-kira 5 mm berwarna hijau.Pengendalian dapat dilakukan
dengan cara mengambil ulat yang terdapat pada tanaman kubis, kemudian dipencet
sampai mati. Pengendalian
secara kimia dapat dilakukan apabila ditemukan 5 ekor ulat/10 tanaman contoh.
2.
Ulat
Grayak (S.litura)
Ulat
grayak juga menyerang kubis. Pengendaliannya sama dengan ulat daun.
3.
Ulat
Krop kubis (C. binotalis)
Sering
menyerang titik tumbuh ulatnya
kecil berwarna hijau lebih besar dari ulat daun, jika diganggu agak malas untuk
bergerak.Berbeda dengan ulat daun yang telurnya diletakkan secara menyebar,
ulat krop kubis meletakkan telurnya dalam satu kelompok. Pengendalian sama
denganulat daun.
4.
Ulat
Tanah (Agro Ipsilon)
Ulat
berwarna hitam.Tanda kerusakan yang ditimbulkan ialah terpotongnya tanaman
kubis yang masih kecil.Pengendalian dapat dilakukan dengan membongkar tanah
secara berhati-hati disekitar tanaman yang terpotong.Apabila serangan banyak,
dapat digunakan Insektisida Biologis seperti turex yang
dicampur dengan dedak.
PENYAKIT TANAMAN KUBIS
1.
Akar
gada atau akar bengkak.
Gejala :
1) pada
siang hari, tanaman tampak layu seperti kekurangan air, tetapi pada malam atau
pagi hari daun tampak segar kembali;
2) tanaman
kerdil dan tidak mampu mebentuk bunga bahkan dapat mati;
3) akar
bengkak dan terjadi bercak-bercak hitam.
Pengendalian :
1) memberi
perlakuan pada benih seperti penjelasan pada penyiapan benih,
2) menyemai
benih di tempat yang bebas wabah penyakit;
3) melakukan
pengapuran untuk menaikkan pH;
4) mencabut
tanaman yang terserang penyakit;
5) pergiliran
tanaman dengan jenis yang tidak sefamili.
2.
Busuk lunak berair
Gejala :
1) pertumbuhan
terhambat, membusuk lalu mati;
2) bila
menyerang batang, daun akan menguning, layu dan rontok
3) bila
menyerang daun, maka daun akan membusuk dan berlendir;
4) gejala
lain terdapat rumbai-rumbai cendawan yang berwarna putih dan lama-kelamaan
menjadi hitam.
Pengendalian
1) gunakan
biji sehat dan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sejenis
2) pemberantasan
dengan insektisida.
loading...
3. Rebah Kecambah (Damping off)
Gejala :
1) bercak-bercak
kebasahan pada pangkal batang;
2) pangkal
batang busuk sehingga menyebabkan batang rebah dan mudah putus;
3) menyerang
tanaman di pesemaian, tetapi dapat pula menyerang tanaman di lahan.
Pengendalian :
perlakuan
benih sebelum ditanam, dan pergiliran tanaman dengan jenis tanaman selain
kubis-kubisan. pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan ARASHI
dengan dosis 0.5 Gram / Liter dengan cara di semprotkan saat kubis di
persemaian umur 15 Hari
0 Komentar untuk "Budidaya Kol atau Kubis"