I.
DEFINISI USAHATANI
a. Usahatani
dan Ilmu Usahatani
Menurut Dr. Mosher farm adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi di mana
pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tentu apakah ia seorang pemilik,
penyakap atau manajer yang digaji. Yang dimaksud dengan farm disini adalah lawan kata dari pertanian rakyat. Selanjutnya
adalah usahatani yang berarti himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,
perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar
matahari,bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya.
Usahatani ini bisa berupa usaha bercocok tanam atau memelihara serta merawat
ternak.
Usahatani ini tidak dapat diartikan sebagai
perusahaan, namun usahatani ini sendiri adalah cara hidup (way of life). Menurut Courtenay perkebunan adalah contoh dari
perusahaan dan lebih mendekati pabrik (factory)
daripada usahatani.
b. Manajemen
Usahatani
Dalam melakukan usahatani, sudah hal pasti bahwa
para petani ingin memaksimalkan hasil produksinya. Setelah diteliti, maka akan dikethui
bahwa petani melakukan perhitungan-perhitungan ekonomi keuangan walaupun tidak
secara tertulis, agar hasil produksinya dapat maksimal. Contohnya ketika suatu
petani dihadapi dengan masalah pemilihan bibit, petani akan menghitung untung
ruginya apabila ia menggunakan bibit A maupun bibit B. Dalam ilmu ekonomi
dikatakan bahwa petani membandingkan antara hasil yang harapkan akan diterima
pada waktu panen dengan biaya yang harus dikeluarkannya. Biaya yang dikeluarkan
oleh petani untuk menghasilkan produksi disebut dengan biaya produksi.
Usahatani yang baik adalah usahatani yang produktif
dan efisien. Yang dimaksud dengan produktif adalah usahatani yang
produktivitasnya tinggi. Produktivitas disini adalah penggabungan antara
konsepsi efisiensi usaha dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik mengukur
banyaknya hasil produksi yang diperoleh dari satu satuan input.
Sedangkan kapasitas tanah disini menggamarkan
kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga dna modal untuk menghasilkan produksi
pada tingkat tertentu. Dapat disimpulkan bahwa produktivitas merupakan
perkalian antara efisiensi dan kapasitas (tanah).
loading...
c. Fungsi
Produksi
Fungsi produksi adalah suatu fungsi yang
menunjukkkan hubungan antara hasil produksi fisik dengan factor-faktor produksi
atau dapat dituliskan sebagai:
Y= f(x1,x2….xn)
Dengan Y = hasil produksi fisik
x1 ….. xn =
factor-faktor produksi
Gambar diatas adalah gambar fungsi produksi dimana
salah satu dari factor produksi dianggap sebagai variable. Contohnya ketika
menganalisa hubungan antara produksi padi dengan tanah, tenaga kerja dan modal
dianggap sebagai variable konstan.
Fungsi produksi berbentuk kurva melengkung dari kiri
bawah ke kanan atas, setelah mencapai titik tertentu kemudian berubah arah
sampai titik maksimum dan kemudian berbalik turun kembali. Factor-faktor
produksi yang berlaku dalam hubungan fungsional seperti gambar di atas adalah
tanah, tenaga kerja dan modal, serta manajemen yang nantinya akan menghasilkan
output.
Modal adalah sumber-susmber ekonomi diluar tenaga
kerja yang dibuat oleh manusia. Terkadang, modal dilihat dalam artian uang atu
dalam arti kseluruhan yaitu nilai sumber-sumber ekonomi non-manusiwi termasuk
kedalamnya adalah tanah.
II.
HASIL PRODUKSI DAN
BIAYA PRODUKSI
a. Efisiensi
Usahatani
Efisiensi adalah banyaknya hasil produksi fisik yang
diperoleh dari input.
Sedangkan efiensi ekonomis adalah apabila efisiensi
dipandang dengan nilai. Cara menghitung hasil bruto yang dilakukan oleh para
petani adalah dengan mengalikan luas tanah dengan hasil per kesatuan luas dengan
kemudian dinilai dengan satuan uang. Namun hasil bruto ini bukanlah hasil
bersih yang akan diterima petani, petani akan mengurangkan hasil bruto ini
denganbiaya produksi seperti pupuk, bibit, dan lain-lain. Selain itu, apabila
petani tersebut adalah penyaakap, maka hasil produksi harus dikurangi dengan
pembagian hasil dengan pemilik tanah, sesuai perjanjian yang telah dilakukan
sebelumnya.
Apabila hasil produksi sudah dikurangi dengan
biaya-biaya produksi tersebut maka petani akan mendapatkan hasil netto, semakin
besar hasil netto yang diperoleh petani maka makin baik pula rasio nilai hasil
dan biaya. Semakin tinggi rasio ini maka makin efisien usahatani tersebut.
b. Biaya
Uang dan Biaya In-Natura
Biaya produksi dapat berupa biaya yang berbentuk
uang tunai seperti upah kerja dan lain-lain, ataupun bisa juga berbentuk biaya
in-natura seperti biaya panen, bagi hasil, sumbangan ataupun pajak yang
dibayarkan dalam bentuk in-natura. Biaya yang dikeluarkan petani dalam bentuk
uang tunai sengatlah penting untuk pengembangan usahatani. Keterbatasan uang
tunai yang dimiliki petani sangat menentukan berhasil tidaknya pebangunan
pertanian. Dalam penggunaan bibit unggul sudah pasti memerlukan uang lebih
daripada penggunaan bibit lolak, apalagi diketahui bahwa bibit unggul akan
maksimal dalam hasil produksi jika hanya diberikan pupuk buatan yang lebih
banyak jumlahnya.
c. Biaya
Tetap dan Biaya Variabel
Terdapat biaya tetap dan biaya variable dalam biaya
produksi. Biaya tetap adalah biaya yang bsar kecilnya tidak tergantung pada
besar kecilnya produksi, seperti sewa atau bunga tanah yang berbentuk uang.
Sedangkan biaya variable adalah biaya yang berhubungan langsung dengan besarnya
prduksi, contohnya adalah pengeluaran untuk penggunaan bibit, pupuk, dan
pengolahan taanah. Pajak dapat digolongkan sebagai biaya tetap ataupun biaya
variable, tergantung bagaimana cara pembayaran pajak itu sendiri. Apabila pajak
dihitung dari luas tanah, maka pajak tersebut digolongkan sebagai pajak tetap
namun apabila pajak yang dibayarkan berupa iuran pebanguna daerah yang besarnya
ditentukan dari produksi netto, maka pajak ini digolongkan sebagai biaya
variable.
Namun, pengertian biaya tetap dan biaya variable ini
hanyalah pengertian jangka pendek, apabila dilihat dari jangka panjang, biaya
tetap dapat juga digolongkan sebagai biaya variable. Dapat diambil contoh
seperti sewa tanah yang suatu saat harganya akan berubah.
d. Biaya
Rata-Rata dan Biaya Marginal
Angka biaya produksi rata-rata yang sangat sukar
disusun karena antara daerah satu dengan daerah lainnya tidak sama, bahkan
untuk petni yang dalam suatu daerah pun dapat berbeda-beda rata-rata biaya
produksinya. Biaya rata-rata akan kehilangan arti bila digunaan sebagai bahan
kebijaksanaan yang benar-benar realistis bagi seleuruh warga dengan kondisi
adanya variasi harga yang besar. Biaya produksi total terkadang beum termasuk
nilai tenagakerja keluarga petani dan biaya lain-lain yang brasal dari dalam
keluarga sendiri dan yang sukar dtaksir dengan nilai uang.
Yang lebih penting bagi petani adalah biaya batas,
yang dimaksud dengan biaya batas disini adalah biaya yang harus dikeluarkan
petani untuk menghasilkan satu kesatuan tambahan hasil produksi atau dengan
kata lain adalah pendapatan marginal (pendapatan yang didapat dengan penambahan
satu kesatuan biaya). Arti marginal selalu mengandung penambahan. Tambahan
biaaya produksi disini tidak meliputi semua factor, tetapi hanya satu factor
produksi saja.
Kurva diatas adalah kurva fungsi biaya, dimana MC
adalah marginal cost atau biaya marginal, AC adalah average cost atau biaya
rata-rata, AVC adalah average variable cost atau biaya variable rata-rata.
Kurva biaya marginal memotong ke dua kurva yangt lainnya pada titik yang paling
rendah, hal ini mudah dimengerti apabila diingat bahwa biaya rata-rata tidak
lain adalah pembagian seluruh biaya dengan jumlah produksi. Biaya rata-rata
akan selalu turun kalau biaya=biaya marginal nilanya melebihi biaya rata-rata,
maka biaya rata-rata itu sendiri mulai ikut naik, walapun tdak sevepat naiknya
kurva biaya marginal.
e. Biaya
Marginal dan Pendapatan Marginal
Tidak ada petani Indonesia yang berfikir 100%
subsiten pun 100 komerial. Pada umumnya petani Indonesia di dalam transisi dari
pertanian subsisten ke pertanian komersial. Mereka yang sudah menjalani
pertanian seperti ini mulai menghitung biaya produksi. Namun pemikiran petani
adalah mencapai hasil produksi yang sebesar-besarnya dengan sekaligus berusaha
agar biaya yang dikeluarkan dapat serendah mungkin.
f. Kombinasi
Faktor-faktor Produksi
Jika terjadi persaingan sempurna pada suatu pasar
factor-faktor produksi dan hasil produksi, maka petani akan berbbuat rasional
dan mencapai efisiensi tertinggi bila factor-faktor produksi itu sudah
dikombinasikan sedemikian rupa sehingga rasio dari tambahan hasil fisik dar
factor produksi dngan harga factor produksi sama untuk setiap factor produksi
yang digunakan.
HsPPx1 : Hrx1 = HsPPx2:Hrx2
= HsPPx3 : Hrx3
HsPPx1, HsPPx2,
HsPPx3 adalah tambahan hasil produksi fisik karena
tambahan satu-satuan factor-faktor produksi x1, x2, x3 dan Hrx1, Hrx2,
Hrx3 adalah harga factor produksi masing-masing.
III.
INTESIFIKASI PERTANIAN
DAN HIKUM KENAIKAN HASIL YANG MAKIN BERKURANG (LAW OF DIMISHING RETURN)
Intesifikasi adalah penggunaan lebih banyak factor
produksi tenaga kerja dan modal atas sebidang tanah tertenti intik mencapai
hasil produksi yang lebih besar. Sedangkan ekstensifikasi adalah perluasan
tanah pertanian dengan cara mengadakan pembukaan tanah-tanah pertanian baru. Di
Indonesia tenega kerja merupakan fakor produksi yang paling murah dengan kata
lain jumlah tenaga krja di Indonsia tidak terbatas.
Hukum “factor proposionil” adalah hokum yang
menerangkan perilaku kenaikan hasil produksi tambahan, bila salah satu factor
produksi variable dinaik-turunkan dengan membiarkan factor produksi lainnya,
sehingga perbandingan jimlah (proporsi) factor produksi berubah.
Dibawah adaah gambar yang melukiskan tahap-thap
produksi yang berhubngan dengan peristiwa hokum kenaikan hasil yang main
beruang itu. Gambar menunjukan kurva
hasil produksi total (TPP) yang bergerak dari 0
menuju A, B, C. sedangkan gambar B menunjukan sifat-sifat dan gerakan
kurva hasil produksi rata-rata (APPL) dan hasil produksi marginal (MPPL).
Pada
saat kurva TPP berubah arah pada titik A (inflection point) maka kurva MPPL
mencapai titik maksimum. Inilah batas dimana hokum kenaikan hasil yang semakin
berukang itu mulai berlaku. Di sebelah kiri kenaikan hasil masih bertambah,
tetpai di sebalah kanan kenaikan hasil itu enurun. Titik B adalah titik dimana
tnagen (garis atas kurva MPPL mempunyai arah slope paling bsar. Titik ini menunjukkan
APPL mencapai maksimum dimana kurva MPPL memotong kurva APPL.
(Penjelasan ada
dibagian atas)
IV.
KOMBINASI HASIL-HASIL
PRODUKSI
Para petani biasanya tidak hanya
melakukan satu usahatani saja. Ada beberapa sebab ekonomi mengapa usahatani memproduksian
lebih dari satu komoditi saja atau usaha-bagian (enterprise). Bagi petani yang
mengusakan tanaman tumpangsari biasanya bertujuan untuk mendapatkn hasil
produksi yang optimal dari sawah atau ladang yang sedikit. Selain itu karena
umur tanaman yang tidak sama menjamin terjaganya kesediaan makanan sepanjang
tahun. Dan juga tumpangsari mengurangi risiko hancurnya panen tanaman, komoditi
tanaman yang berbeda diharapkan apabila satu komoditi gagal panen maka yang
satunya mengalami keberhasilan panen.
a. Hubungan
fisik antarkomoditi
Komoditi yang diproduksi oleh
petani dapat mempunyai hubungan isik yang berbeda. Komoditi-komoditi itu dapat
merupakan:
1. Komoditi
gabungan (joint product)
2. Komoditi
yang bebas bersaing (competitive independent products-substitutes)
3. Komoditi
komplementer
4. Komoditi
suplementer (tambahan)
b. Komoditi
Gabungan
Apabila dua atau lebih komoditi
merupakan komoditi gabungan berarti komoditi-komoditi tersebut bersama-sama
keluar dari satu proses produksi, misalanya dedak dan katul dari penggilangan
padi yang keluar bersama beras.
c. Komoditi
yag Bebas Bersaing
Jika sudah diputuskan menghasilkan
komoditi yang pertama maka komoditi yang kedua tidak dapat dihasilkan lagi,
atau dapat ula dikatan bahwa kenaikan jumlah produksi barang yang satu berarti
penurunan jimlah produksi barang kedua.
loading...
d. Komoditi Komplementer
Kenaikan produksi satu komoditi
tidak mnurunkan melainkan menaikkan produksi lainnya.
e. Komoditi
Suplementer
Produksi satu komoditi dapat
ditambha tanpa mempunyai pengaruh mengurangi atau menambah produksi komoditi
lainnya. Contohnya penghasilan tambahan petani dari hasil ternak.
V.
EKONOMI DAN BESARNYA
USAHATANI
Jika salah satu factor produksi
berubah jumlahnya pada hal factor produksi lainnya tetap, maka berubahlah
perbandingan dari kesluruhan factor produksi yang dipakai. Dalam hal demikian
proporsi itu menjadi variable, berubah-ubah, sehingga sering dinyatakn dalam
hokum mengenai proporsi yang variable (law of variable proportions).
a. Efisiensi
Skala Produksi
Apabila semua factor produksi ditambah
sekaligus maka hasil produksi akan naik. Jika laju kenaikan itu menaik maka
peristiwa itu disebut dengan efisiensi skala kenaikan hasil produksi yang
manaik (increasing return to scale) dan
kalau efisiensi skala kenaikan hasil produksi hanya sebanding atau tetap sama
dengan hasil sebelumnya maka ini berarti efisiensi skala produksi adalah tetap,
sedangkan kalau kenaikan hasil produksi menurun disebut efiensi skala produki
yang menurun.
Break-even-point adalah dimana
biaya-biaya dapat ditutup oleh penghasilan. Dalam usahatani kecil diperlukan
adalanya koperasi atau kerjasama diantara beberapa petani dalam menggunakan
atau membeli alat-alat produksi tertntu misalnya alat semprot, pestisida, pompa
air dan lain-lain. Seorang petani dikatakaan bahwa tidak ekonomis atau tidak
efisien jika petani tersebut membiayai suatu alat yang mahal sendiri.
Penggunaan alat tersebut dikatakan ekonomis apabila skala usahatani diperbesar,
artinya 10-20 petani bersama-sama menggunakan alat semprot atau pompa air
tersebut.
Efisiensi ini tidak hanya
penting bagi seorang petani atau
kelompok petani dalam sebuah desa tetapi penting pula bagi bangsa secara
keseluruhan yang berkepentingan agar penggunaan sumber-suber ekonomi yang
dimiliki seluruh bangsa diatur se-fisien mungkin. Masih berhubungan denegan
masalah ini dalam pertanian, perbandingan efisiensi usahatani besar dan
usahatani kecil. Keuntungan dan kerugian masing-masing sebenarnya tidak dapat
ditentukan secara umum. Factor yang amatalah pentingan dan sangat menentukan adalah
macam tanaman dan hasil pertanian/peternakan yang bersangkutan.
kriteria terpenting yang harus dipakai
adalah peranan modal dan mesing serta perhatian perseornagan dari petani. Kalau
enis tanamanan memelrukan penggunaan modalsecara intensif dan sebagian besar
tenaga kerja dapat digantikan oleh mesin maka usahatani yang besar akan lebih
efien. Sebalikanya kalau tanaman yang bersangkutan memelrlukan pemeliharaan
yang sangat hati=hati dari petani yang sudah ahli dan yang sudah memiliki
keteampilan tertentu maka usahatani kecil akan lebih efisien.
loading...
Tag :
ekonomi pertanian
0 Komentar untuk "MAKALAH PRINSIP-PRINSIP EKONOMI DALAM USAHATANI"